Gerhana bulan total diperkirakan akan terjadi pada Selasa pekan ini. Gerhana ini merupakan yang pertama kali terjadi di tengah musim dingin, satu kali dalam 300 tahun.
Gerhana bulan sendiri sejatinya terjadi dua kali dalam setahun namun badan antariksa AS (NASA) mengklaim jika gerhana bulan kali ini tergolong tidak biasa. 21 Desember adalah pertengahan musim dingin dan akan menjadi hari dengan waktu terpendek di tahun ini. Gerhana ini terakhir terjadi pada 1638 dan tidak akan terjadi lagi hingga 2094 nanti.
"Gerhana bulan kali ini akan terlihat cukup indah karena terjadi di waktu yang sangat langka, di mana bulan akan sejajar dengan bintang-bintang dari bima sakti sehingga menciptakan latar belakang yang sangat luar biasa indah," ujar Presiden Royal Astronomical Society of Canada, Mary Lou Whitehorne, seperti dikutip melalui The Globe and Mail.
Pada jam tertentu, Whitehorne mengatakan jika bulan akan benar-benar tertutup dan masyarakat akan melihat nuansa berwarna oranye dan merah bata. Selain itu, karena gerhana ini bertepatan dengan titik balik matahari di musim dingin, maka letak bulan akan berada cukup tinggi dari biasanya. Hal ini secara langsung memberikan keuntungan kepada masyarakat di seluruh dunia agar bisa melihat dengan jelas.
"Saat itu bumi akan berada sejajar antara matahari dan bulan. Bulan akan bergerak masuk ke dalam bayangan bumi dan kita akan melihat bayangan bumi melengkung bergerak melintasi bulan," tambah Geoffrey Wyatt, dari Sydney Observatory, seperti dikutip melalui ABC.net, Senin (20/12/2010).
Pemandangan ini diperkirakan akan berlangsung total selama 3,5 jam. Namun meski akan terlihat jelas hampir di seluruh belahan dunia waktu berlangsungnya pemandangan itu akan terlihat berbeda-beda di beberapa wilayah. Australia misalnya, hanya bisa menikmatinya selama 73 menit saja. Brisbane sendiri hanya dapat jatah selama 13 menit.
sumber
Gerhana bulan total yang terjadi pada Selasa 21 Desember nanti ternyata hanya akan menyambangi negara-negara tertentu. Perbedaan waktu ternyata membuat Indonesia tidak akan mendapatkan pertunjukan fenomena alam itu.
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin mengakui bahwa gerhana bulan total memang akan terjadi pada 21 Desember besok. Sayangnya warga Indonesia tidak akan bisa melihat fenomena ini karena masalah perbedaan waktu.
"Gerhana bulan itu hanya bisa dilihat di malam hari. Saat gerhana terjadi, Indonesia masih diterangi oleh Matahari, atau masih berada di waktu siang jadi tidak akan bisa terlihat di sini," ujar Profesor Thomas.
Dipaparkan Thomas, gerhana bulan total itu akan berlangsung siang hari selama kurang dari 4 jam yaitu sekira pukul 13:31 hingga 17:01. Hal inilah yang menyebabkan warga Indonesia mustahil akan bisa melihat fenomena alam yanng berlangsung selama 30 tahun sekali itu.
Sebelumnya NASA mengumumkan akan terjadi gerhana bulan pada 21 Desember nanti. Gerhana bulan sendiri sejatinya terjadi dua kali dalam setahun namun badan antariksa AS (NASA) mengklaim jika gerhana bulan kali ini tergolong tidak biasa. 21 Desember adalah pertengahan musim dingin, dan 21 Desember akan menjadi hari dengan waktu terpendek di tahun ini. Gerhana ini terakhir terjadi pada 1638 dan tidak akan terjadi lagi hingga 2094 nanti.
Gerhana bulan kali ini akan terlihat cukup indah karena terjadi di waktu yang sangat langka, di mana bulan akan sejajar dengan bintang-bintang dari bima sakti sehingga menciptakan latar belakang yang sangat luar biasa indah dan menghadirkan nuansa bulan berwarna oranye dan merah bata.
sumber
Salam
Coepast
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment
komentar itu sedekah